Kamis, 16 Juni 2011

fungsi bermain pada anak



Fungsi Bermain Pada Anak

Anak BermainBeberapa fungsi bermain pada anak di antaranya sebagai berikut.
1. Membantu perkembangan sensorik dan motorik
Fungsi bermain pada anak dapat dikembangkan dengan melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik, melalui rangsangan ini aktivitas anak dapat mengeksplorasi alam di sekitarnya.
Sebagai contoh, bayi dapat dilakukan dengan rangsangan taktil, audio, dan visual Hal tersebut dapat dicontohkan apabila sejak lahir anak yang teloli dikenalkan atau dirangsang visualnya, maka di kemudian hari kemampuan visual anak akan lebih menonjol, misalnya lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.
Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka dava pendengarannya di kemudian hari lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak diberi stimulasi sejak dini.
Pada perkembangan motorik, apabila sejak usia bayi kemampuan motorik sudah dilakukan rangsangan maka kemampuan motorik akan cepat berkembang dibandingkan dengan tanpa stimulasi, seperti rangsangan keinamptian menggenggani dan kemampuan ini akan memberikan dasar dalam perkembangan motorik selanjutnya. Rangsangan atau stimulasi yang dimaksud tersebut dapat diberikan melalui suatu permainan.
2. Membantu perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan, hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain. Anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan Bahasa anak; mampu memahami objek permainan, seperti dunia tempat tinggal; mampu membedakan khayalan dan kenyataan; mampu belajar warna, memahami bentuk, ukuran, dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan. Fungsi bermain pada model tersebut akan meningkatkaa perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan kemampuan sosialisasi anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, misalnya pada saat anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama. Pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini merasakan proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran, misalnya pura-pura menjadi seorang guru, menjadi seorang bapak atau ibu, dan lain-lain. Kemudian pada usia prasekolah anak sudah mulai menyadari keberadaan teman sebaya, sehingga diharapkan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.
4. Meningkatkan kreativitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreativitas, di ma na anak man belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebilt kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan kesadaran diri
Bermain pada anak dapat memberi kemampuan untuk mengeksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang sating berhubungan, anak man belajar mengatur perilaku, serta membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai nilai terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya sties dan ketegangan dapat dihindari, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai nilai moral pada anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat dijumpai ketika anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah, dan ketika berinteraksi dengan temannya. Di samping itu, ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar.
Referensi
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, Oleh A. Aziz Alimul
This entry was posted in Kesehatan and tagged , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar