Senin, 14 Maret 2011

SURAT DARI IBU SEORANG SYAHID, UMMU SAYYAD KEPADA KAUM MUSLIMIN

Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillah, kami memujiNya, kami meminta pertolonganNya, kami memohon ampunanNya, dan kami memohon perlindunganNya dari keburukan diri kami dan kejelekan amal-amal kami. Barangsiapa diberi petunjuk Allah, tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak ada yang dapat memberikannya petunjuk.
Amma ba’du:

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
bersabda: Allah mewakilkan seorang Malaikat untuk menjaga rahim. Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Ini nuthfah, Wahai Rabbku! Ini ‘alaqah (segumpal darah), wahai Rabbku! Ini mudghah (segumpal daging).” Maka apabila Allah menghendaki untuk menetapkan penciptaannya, Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau
perempuan? Apakah (nasibnya) sengsara atau bahagia? Bagaimana dengan rezkinya? Bagaimana ajalnya?” Maka ditulis yang demikian dalam perut ibunya. (HR. Bukhari)

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur. [Quran 3:145]

Begitu kita lahir, saat itulah perjalanan kita menuju kubur dimulai. Kita mengucapkan keimanan kita pada Islam, kemudian amal-amal kitalah yang membuktikannya. Kita berjuang di dunia ini untuk dapat memasuki Surga, semoga Allah membalas kita dengannya, Ia telah menjanjikannya bagi mereka yang berperang di jalanNya dan mereka yang bersabar.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar?. [Quran 3:142]

Karena kita pasti akan bertemu kematian, bagaimanapun caranya, lalu mengapa harus melalui perang di jalan Allah?

Lihatlah Surat Al-Baqarah (2), Ayat 153-157 dan Surat Ali Imran(3), ayat 169-175.

Kita ingin kematian datang pada kita ketika kita sudah mempunyai amal baik dalam catatan kita, untuk menyelamatkan kita dari Neraka dan Siksa Kubur. Kita berpikir bahwa kematian akan datang pada saat kita siap dan kita masih mempunyai waktu – betapa jauhnya kita dari kebenaran? Kita tidak pernah berpikir bahwa kematian adalah rahmat Allah pada orang-orang beriman yang rindu untuk bertemu denganNya. Kita tidak pernah berpikir bahwa sebagian orang meninggalkan dunia – dalam arti kata yang sebenarnya- meninggalkan dunia, berpisah dari dunia untuk memulai perjalanan abadi mereka dengan segala keindahan dan kebahagiaan mereka, yang kita idam-idamkan dengan segala usaha kita.
ALLAH SWT telah menyebut mereka dalam ayat-ayat tadi, Surat Al-Baqarah (2), Ayat 153-157 dan Surat Ali Imran(3), ayat 169-175.

Abdullah bin Mas’ud (ra) mengatakan dari Rasulullah SAW, bahwa ruh para syuhada hidup dalam tubuh burung-burung hijau yang makanannya adalah buah-buahan surga. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Darda, Rasulullah bersabda: "Orang yang mati syahid itu dapat memberikan syafaat kepada 70 orang di kalangan keluarganya." (Abu
Dawud)

Anas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata, “Tidak ada seorang pun yang masuk surga yang ingin kembali ke dunia meskipun ia mempunyai semua yang ada di bumi, kecuali seorang mujahid yang ingin kembali ke dunia agar ia mati syahid sepuluh kali karena kemuliaan yang ia dapatkan (dari Allah).“

Masruq mengatakan bahwa ia bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud r.a. tentang ayat tersebut kepada Rasulullah saw. lalu ia menjawab, 'Ruh-ruh mereka berada di dalam perut burung hijau yang mempunyai sangkar tergantung di 'Arasy. Ia dapat terbang kesana kemari di surga sesukanya, kemudian kembali lagi ke sangkar, lalu Tuhan mereka menengok dan berkata, 'Kalian menginginkan sesuatu?' Mereka menjawab, 'Apalagi yang kami inginkan, sedangkan kami dapat terbang kesana kemari di surga sesuka kami?' Allah swt. mengulangi pertanyaan itu 3 kali. Ketika mereka sadar bahwa mereka harus meminta, maka mereka berkata kepada Allah, 'Wahai Tuhan kami, kami ingin
Engkau mengembalikan ruh ke jasad kami, hingga kami dapat terbunuh lagi dijalan-Mu.' Karena tidak ada lagi yang mereka butuhkan, maka mereka dibiarkan". (H.R. Muslim)

Ini semua adalah bukti dari Qur’an kita yang mulia dan perkataan Rasulullah SAW, inilah satu-satunya jalan dan tidak ada jalan selain Jihad.
Dengan sederhana kukatakan – anak-anak kita adalah intan permata kita yang telah diberikan Allah bagi kita. Mereka adalah nikmat yang tak ternilai bagi orang tuanya, dan kita adalah bank dimana Allah menyimpan intan permata – mereka adalah milik Allah dan Ia mempunyai hak untuk mengambilnya kapanpun Ia menginginkanannya. Renungkanlah
itu saat kita membaca kata-kataNya dan yakini dengan hati dan jiwamu :
Inna lillahi wa inna ilahi raajiun, kami adalah milik Allah, dan kepadaNya kami akan kembali.

Teriring cinta bagi kaum muslimin dan orang-orang yang beriman pada Allah.

Ummu Syahid Sayyad Al-Falastini

Ceritakanlah kisah-kisah ini kepada anak-anak kita,
semoga mereka tumbuh menjadi pembela agama Allah SWT

(Mereka yang dipilh Allah, Biografi dan Karomah Syuhada Jihad Bosnia
V2.0, Abu Hamdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar